Jika ditanyakan apa yang menjadi
kekuatiran setiap orang saat ini?jawabnya Kekuatiran kepada penyakit yang
bernama Korona.penyebarannya yang sangat cepat tanpa memilih korban
sungguh-sungguh menambah ketakutan yang sangat luar biasa.bahkan sekelas menteri,pejabat
dan bahkan dokter dan tenaga medis tak luput dari incarannya,apalagi masyarakat
yang buta tentang arti pentingnya menjaga kebersihan sudah pasti akan menjadi
sasaran empuknya.
Tetapi tidak hanya itu saja
kekuatiran yang dirasakan,melainkan juga kekuatiran di bidang ekonomi,social
dan budaya juga terkena imbasnya.transaksi di pasar modern dan tradisional
lesu,banyak pabrik terpaksa ditutup,perkantoran dan sekolah diliburkan demi
mencegah penyebaran korona,kehidupan social masyarakat juga terusik karena
kehadirannya di tengah-tengah masyarakat,saling curiga diantara sesama,pesta
dan pertemuan terpaksa ditunda bahkan sampai kegiatan keagamaan juga harus
dilaksanakan di rumah masing-masing.sungguh suasana yang benar-benar membuat sulit
https://rudihartono-pakpahan.blogspot.com/2020/03/libur-corona-libur-yang-tak-menghibur.html
Tapi…kehadirannya ternyata tidak
hanya menebar ketakutan dan terganggunya aktifitas masyarakat,tetapi juga
ternyata melahirkan kebaikan.koq bisa?
Lihat saja aktifitas sekelompok orang
yang tergabung dalam relawan peduli yang ada di desa-desa khususnya yang ada di
kabupaten Tapanuli Utara.mereka rela mengorbankan waktu mereka untuk
menyediakan minuman sehat yang diberi nama "air Jahe cinta"yang dibagi-bagikan secara gratis
kepada warga desanya,tidak itu saja masker kain buatan mereka sendiri juga
dibagi-bagikan secara merata kepada setiap keluarga.secara berkala melakukan
penyemprotan ke rumah-rumah warga,tempat-tempat umum,juga dilakukan secara
Cuma-Cuma.ada banyak terbentuk komunitas-komunitas yang peduli dengan masyarakat yang terdampak corona,mereka juga bergerak dengan membagi-bagi sembako dan tidak ketinggalan juga masker.
Tingkat kepedulian terhadap
kebersihan diri dan lingkungan juga naik,hal ini terlihat saat memasuki
kantor-kantor pemerintahan/swasta,bank atau bahkan warung-warung kecil,sudah tersedia air cuci tangan dan
handsanitizer.bayangkan jika dalam sehari kita berurusan dengan 2-3 kantor yang
menyediakan fasilitas kebersihan,betapa bersihnya tangan kita.
Keintiman
keluarga juga banyak tercipta sejak sebulan yang lalu.himbauan untuk stay
at home membuat si ayah jadi berpikir dua kali jika ingin keluyuran di
luar rumah,nah karena di rumah saja,komunikasi dan tatap muka dengan anak-istri
otomatis bertambah,ada canda tawa dengan si pudan,atau aktifitas lain
bersih-bersih rumah.
Untuk
kedua kalinya ibadah Minggu terpaksa dilaksanakan di rumah-rumah jemaat.pihak
gereja membagikan tertib acara yang menjadi panduan pelaksanaaan ibadah.di
ibadah keluarga tersebut ada ayah/ibu yang bertindak menjadi Imam bagi
keluarganya yang memimpin ibadah layaknya pendeta,ada anak-anak yang memimpin
doa ibarat penatua di gereja,ada nyanyian pujian yang juga terdengar dari
rumah-rumah tetangga sebelah.Ada hamba Tuhan yang live setiap hari muncul di
media social untuk memberi pesan penggembalaan kepada jemaat atau kepada siapa
saja yang ingin mendengarnya.
Kebaikan lain,muncul
orang-orang yang dermawan,(bukan hanya orang kaya lho,tapi orang yang mau
membantu dari kelebihan atau kekurangannya),memberi bantuan kepada masyarakat
ekonomi lemah,ada sembako dan juga sumbangan berupa uang untuk meringankan
beban ekonominya.mereka memberi tanpa ada embel-embel apapun,murni karena
kepedulian…
Semua
kebaikan ini lahir dari situasi yang sulit yang tak pernah terbayangkan
sebelumnya,meski tak seorangpun yang menginginkan musibah kesehatan ini
terjadi,tetapi menolong sesama saat keadaan sulit memiliki rasa yang berbeda
dibanding situasi normal.semua kita berharap wabah ini segera selesai,agar
kebaikan-kebaikan lainnya terlahir dalam suasana yang berbeda tentunya.
#mingguketigalibur
No comments:
Post a Comment