Selamat Minggu Quasimodogeniti dan selamat
Menikmati ibadah di rumah masing-masing,minggu ini sudah memasuki minggu ke
empat melakukn ibadah Minggu di rumah,sesuai himbauan pemerintah dan pimpinan
gereja,dalam rangka memutuskan rantai penyebaran virus jahat Corona.gelisah dan
resah itu sudah pasti,takut?itu juga apalagi…sebulan lebih menghentikan
aktivitas rutin di pekerjaan,tak ada lagi apel pagi dan kegiatan lain,aktivitas
social juga dibatasi,tak ada lagi pesta adat,arisan dan perkumpulan
lainnya,aktivitas rohani juga terganggu,seperti biasa,setiap Jumat malam,ada
marguru ende ama,ini juga dicancel,Hari Minggu juga tak bisa beribadah Bersama
jemaat yang lain.dan masih banyak lagi hal-hal yang terpaksa tidak bisa
dilakukan seperti biasanya karena teror dari si Corona ini,beruntung masih ada
yang berusaha menguatkan dan memberi harapan atas situasi yang kita alami
akhir-akhir ini.
Hari ini saya membaca tulisan singkat dari Hamba
Tuhan Pdt Yudi Siagian,beliau melayani di HKBP Pakpahan Resort Pangaribuan,
SINGKAT,PADAT,MENGUATKAN,tiga kata
mengambarkan tulisan singkat beliau.entah karena kebetulan atau tidak,
Evangelium hari ini(Minggu 19 April 2020) sangat sesuai dengan sItuasi yang
kita hadapi saat ini,"JIwaku Haus kepada Allah".ada kerinduan di tengah pergumulan ,demikian ungkapan hati setelah baca status dari amang pendeta di akun sosial beliau dan setelah mendapat ijin
untuk share,maka berikut saya bagikan kepada kita semua sebagai renungan
penguatan di masa-masa sulit ini
Mazmur 42 : 1 – 6
1Untuk pemimpin biduan. Nyanyian
pengajaran bani Korah.
2Seperti rusa yang merindukan sungai
yang berair,
demikianlah jiwaku merindukan Engkau,
ya Allah.
3Jiwaku haus kepada Allah,
kepada Allah yang hidup.
Bilakah aku boleh datang
melihat Allah?
4Air mataku menjadi makananku
siang dan malam,
karena sepanjang hari orang berkata
kepadaku:
“Di mana Allahmu?”
5Inilah yang hendak kuingat,
sementara jiwaku gundah gulana;
bagaimana aku berjalan maju dalam
kepadatan manusia,
mendahului mereka melangkah ke rumah
Allah
dengan suara sorak-sorai dan nyanyian
syukur,
dalam keramaian orang-orang yang
mengadakan perayaan.
6Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku,
dan gelisah di dalam diriku?
Berharaplah kepada Allah! Sebab aku
akan bersyukur lagi kepada-Nya,
penolongku dan Allahku!
1. Kerinduan Akan Rumah Tuhan
Di situasi sulit yang pemazmur dan bangsa Israel
hadapi ketika dalam pembuangan, mereka merindukan masa-masa kebebasan mereka
untuk bersekutu dengan Tuhan di BaitNya. Mereka rindu beribadah dirumah Tuhan
dan kerinduan itu digambarkan seperti rusa yang haus merindukan sungai yang
mengalir. Dan mungkin, itulah yang kita rindukan pada saat ini. Oleh karena
situasi Covid 19, kita merindukan persekutuan dengan Allah, beribadah kepada
Allah di Gereja. Memang, kita percaya bahwa Allah hadir di setiap tempat dan
kita bisa beribadah di setiap tempat, tetapi kita juga percaya ada kekhususan
beribadah di Gereja. Di rumahNya, Allah menantikan kita seperti seorang Bapak
menantikan Anaknya. Di rumahNya Allah menjamu kita. Dan di rumahNya juga kita
bisa melihat dan merasakan kebaikan serta anugerahNya. Dengan apa yang sedang
kita alami sekarang maka kita diingatkan dan disadarkan agar ketika Covid 19
ini sudah berlalu, maka kita sungguh-sungguh menghargai persekutuan dengan
Allah di Gereja setiap hari Minggunya. Kita bersama keluarga dengan sukacita
meringankan langkah disertai dengan suara sorak-sorai serta nyanyian syukur
menerima undangan jamuan Tuhan.
2.Jangan tertekan!
Demikian Firman Tuhan. Seberat apapun persoalan
yang kita hadapi, atau seberat apapun pengaruh Covid 19 ini dalam kehidupanmu,
jangan biarkan jiwamu tertekan. Ingatlah segala kebaikan yang telah Tuhan
perbuat dalam hidupmu, dan berharaplah kepada Allah. Allah itu hidup dan
Dia-lah penolong kita. Allah itu hidup dan Dia setia bersama kita melewati
situasi sulit ini. Allah itu hidup dan Dia-lah pembebas dan penyelamat kita.
Amin
Tuhan memberkati kita sekalian.
Courtesy of Yudi Siagian
No comments:
Post a Comment