Sunday, 19 April 2020

Kerinduan di tengah Pergumulan

Selamat Minggu Quasimodogeniti dan selamat Menikmati ibadah di rumah masing-masing,minggu ini sudah memasuki minggu ke empat melakukn ibadah Minggu di rumah,sesuai himbauan pemerintah dan pimpinan gereja,dalam rangka memutuskan rantai penyebaran virus jahat Corona.gelisah dan resah itu sudah pasti,takut?itu juga apalagi…sebulan lebih menghentikan aktivitas rutin di pekerjaan,tak ada lagi apel pagi dan kegiatan lain,aktivitas social juga dibatasi,tak ada lagi pesta adat,arisan dan perkumpulan lainnya,aktivitas rohani juga terganggu,seperti biasa,setiap Jumat malam,ada marguru ende ama,ini juga dicancel,Hari Minggu juga tak bisa beribadah Bersama jemaat yang lain.dan masih banyak lagi hal-hal yang terpaksa tidak bisa dilakukan seperti biasanya karena teror dari si Corona ini,beruntung masih ada yang berusaha menguatkan dan memberi harapan atas situasi yang kita alami akhir-akhir ini.
Hari ini saya membaca tulisan singkat dari Hamba Tuhan Pdt Yudi Siagian,beliau melayani di HKBP Pakpahan Resort Pangaribuan, SINGKAT,PADAT,MENGUATKAN,tiga kata mengambarkan tulisan singkat beliau.entah karena kebetulan atau tidak, Evangelium hari ini(Minggu 19 April 2020) sangat sesuai dengan sItuasi yang kita hadapi saat ini,"JIwaku Haus kepada Allah".ada kerinduan di tengah pergumulan ,demikian ungkapan hati setelah baca status dari amang pendeta di akun sosial beliau dan setelah mendapat ijin untuk share,maka berikut saya bagikan kepada kita semua sebagai renungan penguatan di masa-masa sulit ini
Mazmur 42 : 1 – 6
1Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran bani Korah.
2Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair,
demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
3Jiwaku haus kepada Allah,
kepada Allah yang hidup.
Bilakah aku boleh datang
melihat Allah?
4Air mataku menjadi makananku
siang dan malam,
karena sepanjang hari orang berkata kepadaku:
“Di mana Allahmu?”
5Inilah yang hendak kuingat,
sementara jiwaku gundah gulana;
bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia,
mendahului mereka melangkah ke rumah Allah
dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur,
dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan.
6Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku,
dan gelisah di dalam diriku?
Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya,
penolongku dan Allahku!

1. Kerinduan Akan Rumah Tuhan
Di situasi sulit yang pemazmur dan bangsa Israel hadapi ketika dalam pembuangan, mereka merindukan masa-masa kebebasan mereka untuk bersekutu dengan Tuhan di BaitNya. Mereka rindu beribadah dirumah Tuhan dan kerinduan itu digambarkan seperti rusa yang haus merindukan sungai yang mengalir. Dan mungkin, itulah yang kita rindukan pada saat ini. Oleh karena situasi Covid 19, kita merindukan persekutuan dengan Allah, beribadah kepada Allah di Gereja. Memang, kita percaya bahwa Allah hadir di setiap tempat dan kita bisa beribadah di setiap tempat, tetapi kita juga percaya ada kekhususan beribadah di Gereja. Di rumahNya, Allah menantikan kita seperti seorang Bapak menantikan Anaknya. Di rumahNya Allah menjamu kita. Dan di rumahNya juga kita bisa melihat dan merasakan kebaikan serta anugerahNya. Dengan apa yang sedang kita alami sekarang maka kita diingatkan dan disadarkan agar ketika Covid 19 ini sudah berlalu, maka kita sungguh-sungguh menghargai persekutuan dengan Allah di Gereja setiap hari Minggunya. Kita bersama keluarga dengan sukacita meringankan langkah disertai dengan suara sorak-sorai serta nyanyian syukur menerima undangan jamuan Tuhan.
2.Jangan tertekan!
Demikian Firman Tuhan. Seberat apapun persoalan yang kita hadapi, atau seberat apapun pengaruh Covid 19 ini dalam kehidupanmu, jangan biarkan jiwamu tertekan. Ingatlah segala kebaikan yang telah Tuhan perbuat dalam hidupmu, dan berharaplah kepada Allah. Allah itu hidup dan Dia-lah penolong kita. Allah itu hidup dan Dia setia bersama kita melewati situasi sulit ini. Allah itu hidup dan Dia-lah pembebas dan penyelamat kita. Amin
Tuhan memberkati kita sekalian.
Courtesy of  Yudi Siagian


No comments:

Post a Comment

Aku Bangga Menjadi Guru (sebuah refleksi diri)

Semua pekerjaan  yang halal sesungguhnya adalah profesi yang mulia. Dari sekian banyak profesi yang mulia tersebut profesi Guru adalah salah...