Thursday, 19 March 2020

Libur Corona: Libur yang tak Menghibur


Sejak hari ini sampai 14 hari ke depan proses pembelajaran di sekolah di lingkungan Pendidikan Kabupaten Tapanuli Utara di hentikan sementara,siswa dirumahkan dan pembelajaran dialihkan ke model daring.hal ini terpaksa dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran Virus Corona (Covid 19).kebijakan ini diambil oleh Forkopinda setempat setelah merebaknya virus Corina ini di berbagai daerah di Indonesia.
Libur kali ini dirasakan beda dengan libur yang biasanya,bagaimana tidak,kebijakan libur dengan rentang waktu yang cukup lama ini adalah libur darurat yang pertama terjadi yang dialami penulis.Suasana hati senang yang dirasakan para siswa biasanya tergambar ketika pihak sekolah mengumumkan proses belajar diliburkan ,tetapi untuk kali ini beda,ada sedikit raut kebingungan di wajah polos anak-anak didik kami,selain karena disampaikan secara tiba-tiba,juga karena panjangnga waktu libur tersebut,sampai empat belas hari.berbagai program kerja sekolah terpaksa harus di tunda dulu sampai wabah ini benar-benar menghilang.siswa kebingungan,guru juga kelimpungan.belum lagi jadwal pelaksanaan ujian Nasional yang sudah diambang pintu,suasana saat ini benar-benar genting.disatu sisi kebijakan ini harus diambil oleh para pemangku kebijakan guna meredam penularan si virus jahat,tapi disisi lain ada hal yang harus dikorbankan.secara tidak langsung perekonomian akan terdampak,social,Pendidikan dan hal lain juga akan kena imbasnya.tapi demi keselamatan Nyawa manusia,kebijakan itu harus didukung oleh seluruh lapisan masyarakat.Stakeholder Pendidikan diminta untuk menerapkan social distancing sebagai mana arahan dari para pemangku kebijakan kita.
Meskipun libur,proses pembelajaran diharapkan masih berlangsung dengan metode online.guru tetap”hadir” bagi siswanya,meskipun hanya lewat media dalam jaringan.pengecekan keadaaan kesehatan siswa dirumah dipantau setiap saat secara berkala juga melalui grup-grup yang dibuat oleh masing-masing wali kelas,tidak ketinggalan juga penugasan yang diberikan oleh guru mata pelajaran sebagai upaya mengingatkan siswa untuk tetap belajar di rumah,sering-sering membuka buku di rumah.hal ini sudah dilakukan pihak sekolah ,tapi kerinduan akan suasana kelas dirasa masih yang paling tepat ,di kelas itu ada kedekatan emosional,di kelas itu banyak suasana hati yang tak bisa diungkap lewat tulisan.di kelas itu ada banyak pengalaman tercipta.kalau pun harus libur,kami ingin libur yang menghibur……………….Semoga saja wabah ini cepat berlalu.agar keseharian kami bisa kembali sedia kala…Kiranya Tuhan Menolong Bangsa ini


Corona oh corona
Bagai gelombang Tsunami ,Engkau hempaskan…
Menghancurkan banyak harapan
Bagai  getaran vulkanik,engkau goncangkan
Merubah segala rencana
Bagai kisah horror,engkau menakutkan
Menakutkan hampir seluruh insan
Namamu indah tapi bukan sifatmu
Yang merusak keseharian banyak orang
Ketenangan seperti sudah lenyap dari bumi kami,kau tebar keresahan
Kedamaian yang kami banggakan,seakan meninggalkan kami
Kehadiranmu membuat kami saling mencurigai,
Curiga bahwa engkau sudah ada Bersama mereka…ketakutan menguasai jiwa kami
Banyak hal harus dijadwal ulang,program jadi berantakan
Corona…cepatlah berlalu dari neg’riku,kami rindu kehidupan semula
Kepada Tuhan saja kami meminta perlindungan,
Tuhan tolong umatmu,selamatkan bangsaku
Lenyapkan sampar ini dari nusantaraku
Kami ingin hidup seperti sedia kala….

No comments:

Post a Comment

Aku Bangga Menjadi Guru (sebuah refleksi diri)

Semua pekerjaan  yang halal sesungguhnya adalah profesi yang mulia. Dari sekian banyak profesi yang mulia tersebut profesi Guru adalah salah...