Hari ini Pesta Demokrasi berlangsung di 171 daerah di
Indonesia,terdiri dari dari 17 Propinsi,39 Kota dan 115 Kabupaten,sebanyak 520
pasangan akan saling merebut tampuk kepemimpinan di daeranya masing-masing,kebetulan
di tempat saya tinggal mendapat giliran
berpesta demokrasi di tingkat propinsi dan tingkat kabupaten.pesta lima tahunan
ini bagi sebagian orang adalah pesta yang dirindukan dan dinanti-nantikan,tapi
untuk sebagian lainnya menjadi pesta yang membuat jantungan,layaknya sebuah
pesta, demi kesuksesan pelaksanaannya,persiapan yang matang sudah pasti adalah
hal yang sangat dibutuhkan,mulai dari persiapan dana,sarana prasarana,bahkan
sampai hal-hal di luar tehnik pelaksanaannya,kesiapan mental,merupakan salah
satu hal yang sangat penting juga dalam pesta sebesar ini.
Setelah melalui proses panjang yang sudah dilaksanakan mulai
dari pendataan pemilih,sosialisasi bakal calon,pendaftaran calon,kampanye
sampai dengan pelaksanaan Debat terbuka,maka puncak pesta yang ditunggu-tunggu
sampailah hari ini,saatnya menentukan pilihan yang terbaik menurut pendapat
masing-masing.
Peran serta pemilih adalah salah satu penentu sukses-tidaknya
pesta demokrasi ini,dengan kata lain,hasil akhir pesta ini ada di tangan pemilih.keikutsertaan
pemilih juga ikut menentukan kualitas pemilihan itu sendiri.
Berbicara tentang Pemilih,menurut pendapat saya ada dua(2)
jenis tipe pemilih yang ada di tengah-tengah masyarakat di sekitar
penulis,yaitu pemilih Subjektif dan Pemilih Objektif,kedua tipe ini akan
berjalan beriringan di tengah-tengah masyarakat yang majemuk(berbeda
pilihan,berbeda tingkat pengetahuan,berbeda prinsip,dll).
C Pemilih Subjektif
Adalah pemilih yang dominan
berpikiran relatif terhadap calon yang dipilihnya.Pemilih dengan tipe ini tidak
cukup mengenal calon lebih dalam,bisa hanya berdasarkan hubungan
pribadi,hubungan kekeluargaan alias parmargaon,atau
dia hanya mendengar dari orang lain,sampai yang terburuknya adalah menebak
alias untung-untungan saja,persis seperti
menebak siapa yang jadi juara piala dunia tahun ini...heheheheh,Pemilih
tipe ini tidak butuh yang namanya Sosialisasi Visi dan Misi,kampanye
arak-arakan,(tapi kalau pembagian kaos
apalagi pembagian sembako (kalau ada)mau kalipun...hehehehe,tapi tanpa itu
semua pemilih Subjektif ini sudah pasti punya pilihan yang tidak dapat diganggu
gugat,karena ikatan yang kuat tadi,khususnya hubungan kekeluargaan apalagi yang tinggal di daerah yang masih
kental dengan adat istiadat.Tapi apakah itu sudah sebuah patokan??tentu tidak,karena
mungkin mereka sudah masuk dalam kategori tipe kedua,yaitu
C Pemilih Objektif.
Nah tipe pemilih yang kedua ini
adalah tipe yang sedikit agak rasional,mengapa?karena memang si pemilik suara
sudah menentukan pilihannya dengan berbagai pertimbangan yang matang,selain
mengenal baik si calon dari sisi luarnya,seperti kenal karena ada ikatan
kekeluargaan,ikatan emosional,mengenal dari sisi dalam adalah hal yang tak
kalah penting bagi pemilih Objektif,seperti
kompetensi,prestasi,integritas didukung data dan fakta adalah faktor
yang digunakan si pemilih Objektif dalam menentu pilihan di bilik suara.
Tipe pemilih objektif ini seharusnya
adalah tipe yang harus dijunjung tinggi dalam sebuah pemilihan pimpinan,baik
itu pilkades,pilkada,pilpres maupun pileg.Pemilih Objektif itu menggunakan
logika,bebas dari pengaruh oranglain,karena sudah mantap dengan pilihannya
sejak awal.Pemilih Objektif itu tidak bisa dipengaruhi dengan money politic,dia bebas dan merdeka menentukan
hak suaranya sebagai mana prinsip pemilihan kita yang LUBER...Pemilih Objektif
adalah pemilih yang peduli akan masa depan daerahnya untuk lima tahun kedepan
atau lebih...Pemilih Objektif adalah pemilih yang menghargai hak
konstitusionalnya sebagai warga negara yang baik.
Hari ini kita diuji,apakah kita termasuk pemilih Subjektif
atau Pemilih Objektif,mari renungkan sebelum mencoblos.......
Merenung di Kursi Tunggu
TPS Empat......27 Juli 2018
No comments:
Post a Comment