Padi disawah mulai menguning
Melambai-lambai ditiup angin
Butir-butir padi penuh berisi
Bagaikan emas indah sekali
Sebait puisi lama waktu duduk di bangku esde,yang masih teringat
sampai saat ini,menggambarkan indahnya pesawahan yang membentang luas dengan warna hampir seragam kuning keemasan,dengan hembusan angin seakan-akan
menari-nari menunggu tuan pemiliknya menghampirinya…..
Gambaran puisi itu tergambar Saat ini di kecamatan Pangaribuan.Para “orang-orang
mulia” alias petani di daerah ini akan segera memasuki musim panen,musim yang dinanti dengan
sukacita setelah melalui proses yang lumayan melelahkan bagi petani
tradisional,mulai dari menyemaikan benih, mempersiapkan lahan tanam,menanam dan
menyiangi serta melakukan pemupukan,sampai pada musim panen yang tentunya
lebih”menguras “tenaga.
Musim Panen,adalah musim yang dinanti ibarat dua sejoli yang sudah
lama menjalin cinta dengan segala kisah yang menyakitkan dan segala kasih yang
menyenangkan bagi mereka dan akan segera mengakhiri masa pacaran,sungguh
waktu yang dinanti-nantikan pastinya…..kami sangat berharap banyak untuk setiap musim panen
yang kami lakoni,dengan hasil yang memuaskan tentu akan berdampak pada
perekonomian keluarga,kebutuhan pangan kami dan anak-anak kami akan
tercukupi,meskipun itu hanya cukup sebatas makan nasi yang banyak,tidak
berpikir dua kali untuk “Tabbu”karena sekarang sudah tentu tidak lagi membeli
beras di warung sebelah.
Musim Panen,adalah musim yang dinanti ibarat seseorang siswa yang
akan menantikan pengumuman lulus/tidak lulus dari sekolah,setelah melalui
proses yang cukup lama(6,3, atau 5 tahun)meski dibayang bayangi oleh hasil yang
mungkin mengecewakan,apakah berhasil masuk ke sekolah yang didambakan sejak
lama,atau harus mengubur impian mereka karena persyaratan nilai yang dibutuhkan
tak terpenuhi.tapi siap-tidak siap harus dinantikan dengan sabar……petani juga
berada dalam kondisi yang sama persis dengan mereka,musim panen tahun ini
berharap hasil yang memuaskan,mengingat begitu banyak proses yang harus
mereka kerjakan yang memakan waktu kurang lebih 7 bulan.Ditambah lagi cuaca yang
kadang tidak berpihak kepada mereka. tapi siap-tidak siap harus dinantikan dengan
sabar……
Musim Panen,adalah musim ibarat pertandingan sepakbola terheboh di
penghujung bulan ini ,yakni Liga Champion Eropa.Kesakralan sepakbola antar klub
di eropa ini dipertontonkan disini,yang dinantikan para penikmat bola,meski
harus merelakan jam tidur mereka yang terganggu,tak perduli dengan teriakan
spontanitas yang kadang membuat terkejut sipudan
yang lagi pulas tidurnya,bahkan kadang sampai “darting” sama rival yang
ngotot bela-belain tim lawan (kalau saya
sih tetap Liverpool walaupun keok sama Real)……ya kadang kami seperti
penggila bola itu,tak peduli dengan Panas matahari yang membakar badan,peluh
yang membasahi tubuh,kadang tak peduli juga kepada air hujan yang mengguyur
badan kami,kecuali datang petir…(kalau ini..kami takut bah hehehehe…)
Musim Panen,memberi harapan baru bagi petani,harapan untuk
menuai hasil yang menggembirakan
ditengah-tengah banyaknya ancaman seperti hama tikus,cuaca yang kadang ekstrim,serta
harga pupuk yang “mahal”menurut ukuran kami.
Musim Panen,mengingatkan petani untuk bersyukur kepada Tuhan yang
memelihara hidup mereka , yang mengatur panas terik dan hujan
penyejuk,sehingga tanaman kami bertumbuh dengan baik,tanah yang subur tempat
tertancapnya akar-akar padi kami,terimakasih kami juga untuk alam……
Horas Manggotil tu sude akka dongan pangula,sai gabe naniula…Happy Harvest time
Pangaribuanakhirmei2018
No comments:
Post a Comment