Hari ini tepat dua belas hari
hidup tanpa smartphone,diawal memang agak sedikit linglung,ibarat siswa yang
mau ujian,tapi kehilangan pulpennya,kasak kusuk ,pikiran gak fokus,ya...begitulah
saya dua belas hari ini,bukan karena saya mau boikot produk telekomunikasi ini,atau lagi merajuk sama aplikasi di smartphone,bukan....hanya karena “musibah” yang tak terelakkan,smartphone
yang selalu ikut bersama saya,kemana saya pergi,harus butuh istirahat,karena
sudah terlalu tua..kata sang teknisinya,harus di program ulang biar seperti
terlahir kembali alias kembali muda.....hehehehe
Bagaimana hati gak
sedih....Smartphone ini sudah ibarat bayangan diri,kemana kita selalu
ikut,mulai dari bangun tidur,begitu mata terbuka sudah mulai cariin hape,rambut
masih acak-acakan,langsung selfi,lengkap dengan keterangan gambarnya”belum sisiran aja sudah ganteng,apalagi
sisiran..?”lengkap dengan emoticon lucu, sampai ke status yang sedikit religi,”Awali pagimu dengan doa”....beranjak
dari tidur lanjut ke sarapan,update status lagi”makan yukkkk”,habis makan beres-beres mau kerja,ehhh update lagi” siap-siap mau berangkat”,sudah dalam
perjalanan,update lagi”safe trip”sudah
sampe ditujuan,update dulu”akhirnya
sampai juga....”,lanjut kerja,update lagi”ini nih lagi kerja,mencari sebongkah berlian”,jam makan siang
tiba,sebelum dinikmati,wajib lapor dulu sama teman-teman lain”Maksi yukkkkk”habis makan,update lagi”kuenyangggggg....”ahhh demikianlah
sampai malam dengan status penutup”Selamat
bobo semua mantemans”,belum lagi di aplikasi lain yang buat grup-grup
an,aplikasi yang buat nonton,sampai aplikasi yang hanya sekedar game pengisi
waktu luang,dengan kata lain,smartphone kadang melebihi segalanya,dulu sebelum
ada smartphone yang pintar ini,kalau dompet ketinggalan perjalanan pasti
terganggu,nah sekarang? Bagusan dompet yang ketinggalan dari pada henpon.....(soalnya di dompet hanya ada katepe doang..heheheh)
Smartphone benar-benar sudah membuat
saya seperti kecanduan tingkat tinggi,tiada hari tanpa pegang henpon,itulah
prinsipnya,sepertinya akan susah hidup tanpa benda yang satu ini,ibarat
sepasang sejoli yang lagi falling in love,kemana-mana,maunya
sama,gak tahan lama-lama gak ketemuan,pokoknya gak mau jauhan.....sepertinya
jiwa tak akan tenang bila tak henpon tak digenggaman......nah,sekarang dua
belas hari sudah berlalu tanpa kehadirannya,dua belas hari tertutup dari dunia
maya yang penuh dengan nilai plus-minusnya itu,dua belas hari tak baca status
teman-teman yang sekarang entah posisi dimana,apakah masih”otewe’ safe flight’makan
siang,jelong-jelong atau entah dimana,dua belas hari tak ikut nimrung
dengan grup-grup di wotsapp.....rindu sih sebenarnya baca status temans,dua
belas hari seperti terisolasi wawasan ini......setelah dua belas hari berlalu,
ternyata perasaaan biasa-biasa saja,semua diluar perkiraaan
sebelumnya,perasaaan gak ada yang luar biasa,ternyata saya bisa menahan
kecanduan saya sama barang yang satu ini......saya jadi merenung.......merenung
cukup jauh,saya kan sudah termasuk kategori kecanduan dosa?bagaimana gak masuk
kategori kecanduan dosa?karena hampir tiap hari hidup terus dalam dosa,demikian
terus hari berganti hari,minggu,bulan bahkan tahun berganti tahun kecanduan
dosa semakin akut...terus tiba-tiba muncul pertanyaan dalam benak “kalau
kecanduan smartphone bisa saya “cuti”kan,jangan-jangan saya bisa “cuti” dosa
nih!!!!........ahh minimal mengurangi sajalah....,kalau sampe cuti,berat
rasanya,kamu tak akan kuat.......hehehehe...mencoba............
No comments:
Post a Comment