Thursday, 9 August 2018

Cuti (ber)Smartphone dan Cuti (ber)Dosa


Hari ini tepat dua belas hari hidup tanpa smartphone,diawal memang agak sedikit linglung,ibarat siswa yang mau ujian,tapi kehilangan pulpennya,kasak kusuk ,pikiran gak fokus,ya...begitulah saya dua belas hari ini,bukan karena saya mau boikot produk telekomunikasi ini,atau lagi merajuk sama  aplikasi di smartphone,bukan....hanya karena “musibah” yang tak terelakkan,smartphone yang selalu ikut bersama saya,kemana saya pergi,harus butuh istirahat,karena sudah terlalu tua..kata sang teknisinya,harus di program ulang biar seperti terlahir kembali alias kembali muda.....hehehehe
Bagaimana hati gak sedih....Smartphone ini sudah ibarat bayangan diri,kemana kita selalu ikut,mulai dari bangun tidur,begitu mata terbuka sudah mulai cariin hape,rambut masih acak-acakan,langsung selfi,lengkap dengan keterangan gambarnya”belum sisiran aja sudah ganteng,apalagi sisiran..?”lengkap dengan emoticon lucu, sampai ke status yang sedikit religi,”Awali pagimu dengan doa”....beranjak dari tidur lanjut ke sarapan,update status lagi”makan yukkkk”,habis makan beres-beres mau kerja,ehhh update lagi” siap-siap mau berangkat”,sudah dalam perjalanan,update lagi”safe trip”sudah sampe ditujuan,update dulu”akhirnya sampai juga....”,lanjut kerja,update lagi”ini nih lagi kerja,mencari sebongkah berlian”,jam makan siang tiba,sebelum dinikmati,wajib lapor dulu sama teman-teman lain”Maksi yukkkkk”habis makan,update lagi”kuenyangggggg....”ahhh demikianlah sampai malam dengan status penutup”Selamat bobo semua mantemans”,belum lagi di aplikasi lain yang buat grup-grup an,aplikasi yang buat nonton,sampai aplikasi yang hanya sekedar game pengisi waktu luang,dengan kata lain,smartphone kadang melebihi segalanya,dulu sebelum ada smartphone yang pintar ini,kalau dompet ketinggalan perjalanan pasti terganggu,nah sekarang? Bagusan dompet yang ketinggalan dari pada henpon.....(soalnya di dompet hanya ada katepe doang..heheheh)
Smartphone benar-benar sudah membuat saya seperti kecanduan tingkat tinggi,tiada hari tanpa pegang henpon,itulah prinsipnya,sepertinya akan susah hidup tanpa benda yang satu ini,ibarat sepasang sejoli yang lagi falling in love,kemana-mana,maunya sama,gak tahan lama-lama gak ketemuan,pokoknya gak mau jauhan.....sepertinya jiwa tak akan tenang bila tak henpon tak digenggaman......nah,sekarang dua belas hari sudah berlalu tanpa kehadirannya,dua belas hari tertutup dari dunia maya yang penuh dengan nilai plus-minusnya itu,dua belas hari tak baca status teman-teman yang sekarang entah posisi dimana,apakah masih”otewesafe flight’makan siang,jelong-jelong atau entah dimana,dua belas hari tak ikut nimrung dengan grup-grup di wotsapp.....rindu sih sebenarnya baca status temans,dua belas hari seperti terisolasi wawasan ini......setelah dua belas hari berlalu, ternyata perasaaan biasa-biasa saja,semua diluar perkiraaan sebelumnya,perasaaan gak ada yang luar biasa,ternyata saya bisa menahan kecanduan saya sama barang yang satu ini......saya jadi merenung.......merenung cukup jauh,saya kan sudah termasuk kategori kecanduan dosa?bagaimana gak masuk kategori kecanduan dosa?karena hampir tiap hari hidup terus dalam dosa,demikian terus hari berganti hari,minggu,bulan bahkan tahun berganti tahun kecanduan dosa semakin akut...terus tiba-tiba muncul pertanyaan dalam benak “kalau kecanduan smartphone bisa saya “cuti”kan,jangan-jangan saya bisa “cuti” dosa nih!!!!........ahh minimal mengurangi sajalah....,kalau sampe cuti,berat rasanya,kamu tak akan kuat.......hehehehe...mencoba............

No comments:

Post a Comment

Aku Bangga Menjadi Guru (sebuah refleksi diri)

Semua pekerjaan  yang halal sesungguhnya adalah profesi yang mulia. Dari sekian banyak profesi yang mulia tersebut profesi Guru adalah salah...