Sunday, 26 July 2020

Marahku.....

“Prangg….”suara jendela kaca depan rumah yang pecah berantakan itu mengejutkan seisi rumah,segera saya bangkit dari tempat tidur,disusul oleh kedua anak laki-laki saya dari kamar tidur mereka,dengan langkah cepat kami bergegas menuju pintu depan untuk melihat kejadian diluar,terlihat dua pemuda berjalan sempoyongan di jalan raya yang berada tepat di depan rumah kami,seorang dari pemuda tersebut teriak-teriak dengan ucapan yang kurang jelas,jantung berdegup kencang,emosi meledak-ledak,ku kejar kedua pemuda tersebut dengan kepalan tangan ”Hei ba**,apa maksudmu melempar rumah saya,hee??”disertai tendangan kearah perutnya,disusul pukulan hook kiri dan kanan telak ke wajahnya,ala-ala petarung MMA ,anak saya yang dua sempat juga ingin terlibat ,tapi segera saya cegah,seperti tersadar si pemuda yang teriak-teriak tadi mendadak terdiam,sambal memegang wajahnya yang kesakitan.tak berselang tetangga pada keluar,ada yang bawa pentungan,mencari batu dan bahkan ada yang bawa ikat pinggang,”hajar…hajar,masukkan ke got…”suara itu terdengar dari mereka ,dan hampir saja mengeroyok kedua pemuda tersebut,saya tersadar bahwa suasana akan menjadi sangat kacau kalau saya biarkan,spontan berbalik,saya malah berusaha melindungi kedua pemuda tersebut dari penghakiman massa yang juga sudah tersulut emosinya,saya menyuruh temannya yang satu lagi untuk segera pergi menyelamatkan diri.tak berselang lama akhirnya kepala desa kami datang untuk menemui massa yang sudah hampir beringgas,dengan Bahasa lembut,sang kades berhasil menenangkan emosi para warga yang berkumpul,dan memastikan besok pagi akan diselesaikan secara kekeluargaan,karena pemuda tersebut ternyata masih warga yang sama dengan kami.permasalahan ini  memang bisa diselesaikan secara damai,yang bersangkutan mengganti kerugian serta menyatakan permintaan maafnya,dan sebagai manusia biasa yang saya juga tak luput dari kesalahan,akhirnya saya beserta keluarga menerima permintaan maafnya.

Seumur hidup,baru kali saya pernah marah semarah-marahnya,meminjam istilah jaman now,marahnya saya sudah setingkat dewa…selama ini saya selalu mencoba mengendalikan emosi,ketika si emosi itu ingin bebas berkeliaran.Prinsip,bila  saya marah 1 menit saja,maka saya akan kehilangan kebahagiaan 60 detik,selama ini selalu saya pegang,tapi untuk malam itu prinsip tersebut tidak berlaku bagi saya. Memang selama masih hidup,kemarahan itu adalah hal yang wajar,setiap orang pasti pernah merasakan dan bahkan terlibat langsung dengan kemarahan ,ada kemarahan yang levelnya masih rendah sampai yang sedang,yang tidak wajar itu adalah ketika kemarahan itu sudah kehilangan kontrol(lose control).

Tanpa disadari ,ternyata kemarahan itu adalah racun bagi jiwa dan tubuh manusia.setiap kita marah yang tidak terkontrol,maka banyak syaraf dalam tubuh kita mengalami kerusakan ditambah lagi rusaknya hubungan kita dengan sasaran kemarahan kita,sesungguhnya,dengan marah orang menyakiti dirinya sendiri ,ketika kemarahan sudah menumpuk menjadi dendam,berbagai penyakit pun datang mengunjungi diri.

Lantas apakah kemarahan itu bisa lepas atau bahkan lenyap dari kehidupan kita?dan orang tidak akan marah lagi?sepertinya tidak.Sekali lagi lagi kemarahan itu adalah wajar dan normal.bahkan dalam situasi tertentu kemarahan itu perlu ada,asal…masih bisa dikendalikan dan disisipi rasa kasih dan kebijaksanaan,sehingga dengan demikian kemarahan itu tidak lagi menjadi sumber penderitaan,melainkan sebaliknya  justru bisa menolong orang lain…

 

No comments:

Post a Comment

Aku Bangga Menjadi Guru (sebuah refleksi diri)

Semua pekerjaan  yang halal sesungguhnya adalah profesi yang mulia. Dari sekian banyak profesi yang mulia tersebut profesi Guru adalah salah...