Adakah diantara pembaca blog ini yang suka lagunya Iwan Fals yang berjudul Oemar Bakrie pada video diatas?berikut saya kutip liriknya
Oemar
Bakri... Oemar Bakri pegawai negeri Oemar Bakri... Oemar Bakri 40 tahun
mengabdi Jadi guru jujur berbakti memang makan hati Oemar Bakri... Oemar Bakri
banyak ciptakan menteri Oemar Bakri... Profesor dokter insinyur pun jadi Tapi
mengapa gaji guru Oemar Bakri seperti dikebiri
Lagu ini
berkisah tentang seorang guru pada jamannya,yang pake sepeda ,bersafari,tua dan
dituakan,yang selalu dinantikan oleh siswanya di ruang kelas disambut dengan
ciuman tangan dari para siswa yang rindu akan sosok seorang guru yang dihormati
dan dipuji,ya namanya Oemar Bakri
Tuhan memberi saya kepercayaan untuk menjadi seorang
guru,sama seperti profesinya pak Oemar Bakrie di lagu itu, saya bangga dan bersyukur dengan profesi ini, Sebagai ”Ladang utama” saya dan keluarga
saya tentu saya akan berusaha bertanggungjawab dan berusaha semampu saya untuk bekerja maksimal disana. Mungkin ibu dan bapak yang terpilih menjalankan profesi mulia ini,punya alasan-alasan tersendiri dengan pekerjaan ini,sama dengan saya,tentu saya punya Alasan lain mengapa bangga dengan profesi ini,saya punya beberapa alasan pribadi,diantaranya:
1.Guru
profesi mulia
kata pak menteri "Guru Mulia karena Karya.... Dahulu Jauh
sebelum menjadi guru, profesi guru dimata saya adalah profesi yang mulia sama mulianya dengan para rohaniawan seperti pendeta di gereja. Bagaimana
seorang guru mendapat tempat yang baik di masyarakat. Bukan secara materi namun
secara sosial. Di tengah-tengah masyarakat(di kampung saya) seorang guru itu
selalu menjadi perhatian sama dengan profesi rohaniawan lainnya,selain jadi tempat minta
pendapat,seorang yang profesi guru umumnya punya kemampuan di bidang
adat-istiadat (meskipun tidak tidak semua), di bidang sosial,di bidang kerohanian dan di bidang lain,profil guru itu selalu
mendapat perhatian khusus,
2.Guru mampu Menjaga Perilaku saya
2.Guru mampu Menjaga Perilaku saya
Berbagai
kasus kriminal akhir-akhir ini turut mencoreng nilai ke sakralan dunia
pendidikan ,Siswa yang tawuran sampai mengakibatkan korban meninggal
dan terluka, guru yang terjerat undang-undang ITE akibat salah share informasi
di dunia maya,kasus kepala sekolah yang salah memanagement dana BOS,atau kasus
lain seperti kasus Asusila,Kekerasan terhadap anak,perceraian,perselingkuhan dan kasus-kasus lain yang timbul di tengah-tengah masyarakat. Memang
miris. Lalu, mengapa saya tetap bangga akan profesi ini? Jujur...saya bukan
orang baik,orang suci juga bukan,saya sama seperti manusia lain yang tak sempurna, namun saya sadari
bahwa profesi ini ikut menjaga diri saya dari segala perbuatan buruk.
Bayangkan, andai seorang guru tukang judi,seorang guru punya hobbi
mabuk,seorang guru punya kebiasaan ngomong jorok,tukang”Parbada”,suka gosipin
orang lain, Malas ikut ibadah ke gereja,hobi selingkuh,doyan narkoba, hobi protes tanpa mampu memberi solusi.........kalau sudah begitu,muncul pertanyaan......pertanyaannya.......masih
tersisakah kata-kata dan kebaikan yang akan diberikan buat para siswanya????
Sementara sang guru adalah sosok yang digugu dan ditiru...ada pameo,guru
kencing berdiri,siswa kencing berlari....kalau sudah begitu,apa kata
duniaaaaaa......???
3.Ada
Kebanggaan yang Tak Ternilai
Uang bukan segalanya,meskipun segalanya bisa dibeli dengan uang ........begitulah ungkapan lazim terdengar,tapi untuk pribadi seorang guru,Semua tidak
dapat dinilai dengan uang,pernyataaan ini benar adanya,Bagi saya, menjadi guru
memberikan sebuah kebanggaan tak ternilai dan bahkan tak bisa disetarakan
dengan materi. Apakah itu? Yaitu, pada saat mantan siswa saya lebih sukses dari
saya gurunya. Pernah ada mantan siswa saya menyapa saya disuatu tempat yang
sekarang sudah menjadi penegak hukum kepolisian Republik ini,ketika saya menjenguk keluarga yang sakit di rumah sakit,ada mantan siswi saya yang bekerja di tempat tersebut,dia menyapa dan menyalam saya sambil menundukkan kepala,sungguh sebuah kebanggaan yang tak ternilai.ada juga yang
sudah menjadi guru seperti saya,pegawai negeri dan swasta di kota metropolitan,mereka
tidak pernah memberi saya sepeser uang,tapi mendengar dan tau mereka
berhasil,itu sudah sebagai hadiah yang terbesar bagi saya pribadi.Tapi jauh dari semua itu,ketika mantan anak didik kita berkelakuan baik saja,sopan dan berkarakter di tengah-tengah masyarakat,itu saja sudah merupakan keberhasilan kita mendidik mereka pada masanya.....
saya bangga dengan profesi ini,karena saya bangga,maka wajib hukumnya saya juga harus bersyukur kepada pemberi talenta ini,berterimakasih kepada pemberi kepercayaan,bagaimana dengan cikgu sekalian???
HGNtkKabupaten
HGNtkKabupaten
Mantap isi tulisan bpk. Semoga semakin berkembang bakat bapak. Gbu
ReplyDelete