Manusia pada hakekatnya
adalah tempatnya salah dan silap,tak ada seorang pun didunia ini yang selalu
setiap saat luput dari kesalahan,siapapun orangnya,keturunan siapapun,jabatan
apapun itu,sehingga ada istilah no body perfect,tak ada seorangpun yang
sempurna,hanya yang membedakan adalah,jenis kesalahan dan kategori
kesilapannya,berapa banyak orang yang harus dirugikan,berapa besar dampak kerugian
yang ditimbulkan kesalahan tersebut,sekali lagi tidak ada yang sempurna diantara
kita,bahkan yang hampir sempurnapun tidak ada,kita masih jauh dari kata itu....
Nah sekarang muncul
pertanyaan,Mengapa ada orang yang dihormati,dikagumi,dipuja-puja,punya pengaruh
kuat di tengah sebuah kelompok diangap sebagai manusia yang wajar mendapat
hormat dan puja-puji?mengapa ada stigma di tengah-tengah masyarakat bila si
folan yang berbicara,seakan dia sempurna?semua pada nunduk-nunduk?pertanyaan yang sederhana namun punya jawaban yang akan menyadarkan diri kita,dan membukakan takbir siapa kita sebenarnya.
Seseorang itu (menurut
kita)layak mendapat sanjungan,mendapat hormat,mendapat puja,adalah karena kita “terhipnotis”
dengan “kelicikan” dia menyembunyikan segala kekurangan dari pandangan
kita,menyimpan jauh dari kita kesilapan yang dilakukannya.
Media sosial kita
akhir-akhir ini diramaikan oleh ulah para koruptor yang semakin merajalela di
negri kita tercinta ini,ada tokoh-tokoh yang menurut kita adalah orang yang
layak untuk mendapat tempat terhormat di kelompok masyarakat,orang yang di
segani karena sikap dan perilaku serta keberanian,kepintaranya dan atau mungkin karena jabatanya,ada politikus handal,ada tokoh agama,tokoh pendidik,aktitivis yang selama ini menyuarakan pembelaannya kepada kelompok yang"katanya" tertindas,dan masih banyak lagi orang-orang yang
menurut kita adalah orang yang hampir sempurna.Tapi karena kesalahan,dan
kesilapannya,membuat dia harus berurusan dengan hukum,membuat celah untuk kita dapat lihat kesilapannya,lembar dosa dan kesalahannya terbuka satu demi satu.pada tahap ini kita seakan
tidak percaya dan yang pasti kita kecewa,tapi kita semakin membelakkan mata
ketika aparat kepolisian membuka aib-aib yang lain,katanya selama ini dia
kerjasama dengan beberapa orang lain untuk mengkorup dana untuk orang
miskin,atau ada yang mengkorupsikan dana bantuan untuk korban bencana
alam,korban kecelakaan....coba kita bayangkan betapa sadisnya cara
mereka,padahal di awal,kita mengganggap mereka seakan sempurna,mengganggap
kehadiran mereka ibarat dewa yang baik hati.
Sekarang bagaimana dengan
kita?
Apakah kita sudah benar?
Apakah kita sudah
mendekati sempurna?
Tidak.....
Kalau sekarang ada yang
berkata kepada kita bahwa kita adalah type orang yang baik,orang yang
jujur,maka ada dua hal yang harus kita sadari turut andil sehingga ada
pernyataan itu:
· Yang pertama"Kelicikan”
kita,ya karena kita masih punya naluri tidak ingin mendapat malu,maka kita
dengan segala upaya terus mencoba supaya kesalahan kita tidak diketahui orang
lain.kita bisa memainkan peran sandiwara kita dengan nyaris sempurna menutupi
aib kita,dan sampai sekarang aib kita tidak diketahui oleh banyak orang.
Yang kedua adalah"Tuhan kita
yang Maha Pengasih".Lho koq bawa nama Tuhan?ya betul......tanpa kebaikan Tuhan
yang selalu menyembunyikan aib dan dosa kita,tanpa pengampunan yang diberikan
kepada kita,maka segala dosa kita akan di”tampakkan” di depan umum,akan
di"pamerkan" di depan tatapan orang-orang banyak.
Susah untuk membayangkan bila kejadian itu terjadi kepada
kita,tak terbayangkan bagaimana perasaan orang-orang yang selama ini berkata
bahwa kita adalah orang yang baik,alim,jujur dan hal-hal lain yang mereka
anggap kita layak mendapatkan itu,karena mereka menilai hanya dari “casing”
diri kita.sebuah hukuman seumur hidup yang harus di dera.....
Lalu apa yang harus kita
lakukan sekarang?mari semakin memperbaiki diri,memperkecil dampak kesalahan dan
kesilapan kita dan.......................kita memohon kepada Tuhan untuk
menyembunyikan aib kita.
#saynotohoax#Awal Oktober 2018
No comments:
Post a Comment