“Mohon maaf
bila ada kesamaan nama tokoh di kisah ini.
Bertetangga secara umum adalah sungguh menyenangkan,karena
biasanya mereka akan saling membantu ketika tetangga yang lain meminta
bantuan,atau ketika salah satu tetangga punya hajatan semisal pesta sukacita
pun dalam duka ,namanya bertetangga pasti akan ikut juga ambil bagian di
kegiatan itu.Dan memang itulah hakikat dari bertetangga,bersilahturahmi satu
sama lainnya akan sering terjadi di lingkungan bertetangga.Kalau di pedesaan
seperti tempat tinggal penulis saat ini,”Marhombar
balok” alias bertetangga masih sangat kental terasa,karena yang bertetangga
pada umumnya masih terikat kekeluargaan/bersaudara secara turun temurun(
abang-adik).namun jangan disangka,kami akan hidup akur-akur saja yang bertetangga,jauh
dari percekcokan,rukun terusssssss...,ternyata tidak,kadang ada konflik
diantara kami yang mengaku dirinya tetangga dengan tetangga sebelahnya.sumber
masalahnya beragam dari mulai iri,mudah tersinggung,masalah anak yang
berkelahi,faktor ekonomi,sampai ke masalah yang umum yaitu”Parbalohan”....
Ehhh...ngomong-ngomong tentang parbalohan,ternyata ini bukan
isu yang baru,Perselisihan yang terjadi diantara yang bertetanggan ternyata
juga pernah terjadi di jaman dahulu kala bahkan dicatatkan di alkitab kita bahkan
sampai terjadi pembunuhan hanya gara-gara parbalohan,tadi di gereja kami ada berita
tentang itu,mau tau?ini kisahnya dan ambil hikmahnya........
Dikisahkan ada seorang raja yang sangat jahat dari raja-raja
yang lain yang pernah ada,namanya raja Ahab,kejahatan raja ini “disempurnakan” lagi oleh istrinya yang “Maha Jahat” namanya Izebel.Dia punya niat jahat sama tetangganya
bernama Nabot,hanya masalah” tukar guling”
yang diinginkan sang raja Ahab tapi ternyata ditolak mentah-mentah oleh si
Nahot,tak terima dengan penolakan ini,akhir si Izebel mulai mengatur
strategi,rekayasa,niat jahat untuk membinasakan si Nahot orang”kecil”
ini,yahhhh .....namanya juga ahli strategi jahat,ya berhasil juga
skenarionya,si Nahot berhasil dibunuh dengan cara keji,tewas menggenaskan di
lemparin batu.....akhir kisah dibabak ini,tukar gulingnya gak jadi tapi yang
terjadi adalah perampasan hak milik orang lain,tanah yang diinginkan oleh raja
otomatis jatuh ke tangannya,tanpa ada ganti rugi sama sekali.
Kita fokus dulu sama yang namanya si Izebel ini,dia seorang
istri dari raja dan juga sebagai ibu rumah tangga,yang seharusnya mengurus kebutuhan
rumah tangganya,merawat anak,melayani dan membantu suaminya,koq bisa puladia
yang mengatur suaminya,koq bisa pula jadi dia yang berkuasa,dia ingin melampaui
kewenangan suaminya....memang hal seperti ini serinng terjadi di lingkungan keluarga,kadang muncul suami
yang dikendalikan si istri,sehingga muncul istilah DeKai,biasanya hal ini
muncul diakibatkan karena status si istri lebih tinggi dari si suami,baik itu
keluarga atau mungkin pangkat ,golongan,dll,sehingga si istri merasa dia lebih”power”,segala
sesuatu harus dia yang punya hal untuk memutuskan,bukan si suami.hal
iniseharusnya tidak terjadi jika saling mengasihi,saling menghormati,tau hak
dan kewajiban masing-masing.istri boleh”power” di bidang
keuangan,pangkat,golongan,strata keluarga,namun jika bukan kewenangan kita
adalah sungguh elok bila kita beri kewenangan itu bagi yang punya hak untuk
itu.Izebel bukan sosok yang patut ditiru oleh para istri-istri yang baca
tulisan,dia tidak tau menghargai suaminya yang notabene sudah seorang raja
,yang seharusnya juga dihargai oleh rakyatnya,dia tidak menghormati suaminya
yang seharusnya di hormati oleh anak-anaknya.......memang si izebel diakhir hidupnya
dicatat juga dalam alkitab meninggal dengan cara yang sangat tragis,sampai di
seret-seret anjing....ahhhhhh ngeri nian kisahnya,hanya gara-gara ambisi yang
melampau kewenanganya.....jadilah kalian istri yang bijaksana bah,yang "sholeha"
kata tetangga kami.....molo daong.....?annon diharat biang hamuna.........dan satu lagi ........jangan suka bikin sebel...bel....bel.....