Sore hari
yang dingin karena ditaburi hujan rintik,di depan rumah saya,sekelompok ibu-ibu
bercerita tentang banyak hal,dari keadaan padi mereka di sawah yang akhir-akhir
ini sering di datangi tamu tak di undang alias “Bagudung”,tentang tetangga mereka yang sedang sakit,tentang
anak-anak mereka,sampai tentang Pilkada yang lagi hangat saat ini....saya beri
perhatian saya kepada perbincangan mereka,tentang topik yang mereka ulas,dengan
sekali-sekali menyeka perkataan mereka,namun satu yang paling menarik perhatian
saya adalah,ketika seorang ibu mengeluh tentang anaknya”siampudan” yang menurut
ibu tadi jauh beda sama anak-anaknya yang lain.Siampudan ini agak bandal,suka melawan,susah
untuk disuruh dan lain-lain,sekali-sekali si ibu ini membandingkan “Siampudan”nya
ini dengan anaknya yang lain,.......demikianlah obrolan di sore hari ,sampai
mereka harus bubar karena harus mengerjakan tugas rutinitas sebagai seorang ibu
di rumah masing-masing
Koq bisa
beda ya?siappudanya dari anak yang lain?,padahal satu mereka berasal dari satu
pasang suami/istri,mereka tinggal di rumah yang sama,mereka mendapat kasih
sayang yang sama dari orangtuanya,sebagai orangtua memang kebingungan itu wajar
terjadi.”Boasa mamukka tadduk nuaeng on?
Nah ternyata
banyak orang yang tidak sadar bahwa mereka adalah unik,karena tidak menyadari
hal ini,kadang banyak diantara mereka yang minder dengan keadaan mereka atau
bahwan sebaliknya,mereka menjadi congkak,tinggi hati,selalu memandang rendah
orang lain,karena membandingkan dirinya dengan orang lain.
Saya jujur
saja termasuk dalam kelompok orang yang sering minder bila melihat orang
lain,termasuk teman-teman yang sebaya dengan saya,saya minder karena bila
dibandingkan mereka yang sudah berhasil karena saya belum termasuk orang yang berhasil(untuk saat ini,karena besok lusa saya akan
jadiorang sukses),mereka yang tinggal di kota besar sedangkan saya hanya “menjaga
gawang” di kampung halaman,mereka yang badanya gemuk sedangkan saya masih
kurus(untuk saat ini..hehehe) dan
masih banyak hal lain yang membuat saya kadang merasa berkecil hati,kadang
berkata dalam hati”ahhh saya hanya seekor cacing,kecil dan tak masuk
perhitungan”
Kesalahan
besar saya adalah,saya (kadang)tidak menerima diri saya apa adanya,saya tidak
menyukuri apa yang ada pada saya,yang saya lihat hanya kelemahan
saya,kemiskinan saya,kekurusan saya, dan hal-hal negatif lain yang ada pada
saya.Jika ini saya sadarisejak awal,kemungkinan rasa minder itu tidak akan
pernah singgah di hati saya.Ternyata itulah yang disebut keunikan,ya..Unik.bila
sekarang saya seperti ini,orang lain seperti itu,disilah keunikan itu nampak
jelas
Syukurlah
hari ini,saya dapat pencerahan tentang Keunikan saya dan orang lain dari Amang Pendeta
Siagian ,beliau dengan bahasa sederhana menggambarkan keunikan kita
masing-masing dari segi theologi yang menjadi bidang ilmunya.Tuhan saja tidak
pernah mempermasalahkan keunikan ciptaanya,koq kita ciptaannya kadang jadi
mempermasalahkannya?sudah dicipta kita dengan keadaaan seperti ini,tapi namanya
manusia,ingin berubah menjadi seperti itu(sampai-sampai ada orang yang
menirukan tokoh –tokoh tertentu).
Berubah itu
adalah hal yang wajar dan memang harus mengikuti perubahan,yang salah adalah
ketika kita tidak merasa puas dengan apa yang kita punya,hidung yang sedikit
mancung(ke dalam),kulit yang sedikit hitam(pait),postur tubuh yang sedikit
kurus(kerontang) dan hal lain yang tidak kita sadari adalah ciptaan sempurna
dari Tuhan.
Saya
unik,dan kamu juga....jadi ketika saya terbiasa dengan hal biasa yang saya
lakukan,jangan vonis saya,bahwa saya orang aneh,karena saya juga tidak akan
lagi mengatai kamu dengan kebiasaanmu itu,yang selama ini agak aneh bagi
saya,karena sekarang saya sadar,bahwa kita,sama-sama Unik,
Setiap Orang dilahirkan dengan keunikannya masing-masing,tugas kita adalah menghargainya...
.........Salam Unik
Setiap Orang dilahirkan dengan keunikannya masing-masing,tugas kita adalah menghargainya...
minggusoredelapanaprilduaribudelapanbelas
No comments:
Post a Comment