Hari itu 25 September 2017,empat tahun yang lalu terlaksana pesta adat pemakaman ibunda kami tercinta. Ada proses Panjang,yang menguras tenaga dan pikiran namun menyiratkan makna adat yang mendalam. rangkaian kata-kata penghiburan dan doa berisi harapan-harapan dipanjatkan oleh para hula-hula,huria,ale-ale dan segenap undangan. Disela-sela acara berlangsung, mataku tertuju kepada para ”Parhobas” yang bekerja ekstra keras dengan tugas mereka masing-masing di lokasi dapur darurat dengan tenda plastic seadanya mulai dari pagi sampai sore hari . Saya salut dengan ketekunan dan kerjasama mereka,padahal mereka tidak mendapat upah materi dari pekerjaan itu,murni hanya karena ikatan kekeluargaan(Paradaton). Diantara para parhobas yang bekerja itu dari kejauhan terlihat seorang ibu separoh baya yang mencuri perhatian saya. Dengan cekatan tangannya terlihat lincah membersihkan piring,gelas dan perlengkapan masak lainnya dibawah terpaan sinar matahari siang itu dan yang membuat hati lebih tersentuh adalah dia menjalankan dua tugas sekaligus,mencuci kelengkapan masak yang kotor dan mengendong bayinya.Saya belum akrab dengan wajah ibu itu dan belum pernah saya lihat sebelumnya,saya tidak mengenalnya. Runtutan Acara berjalan dengan baik sampai penguburan,makan Bersama,Mandok Hata,mangampu dan ditutup dengan doa. Usai acara menjelang malam ,saya penasaran ingin mengetahui tentang sosok ibu yang dari tadi sibuk menjalankan tugasnya itu,saya tanya sana sini tidak ada yang mengenal karena memang waktu itu ada banyak undangan dan parhobas yang hadir siang itu. Lagipula saya juga tidak bisa menunjukkan foto untuk membantu mengenal orang itu,maklum waktu itu saya belum punya hape yang dilengkapi dengan kamera.
Hari berganti ke minggu beralih
ke tahun,setiap ada kesempatan di pesta keluarga saya coba mencari sosok orang yang sama dengan bertanya
kepada sanak keluarga,namun karena kurangnya informasi tentang ibu tadi semakin
menyulitkan saya menemukannya,ada yang coba membantu saya mendapatkan informasi,namun
dia tidak yakin bahwa itulah orang yang saya cari…
Dua hari yang lalu di acara adat
pemakaman Inang tua saya…….pemandangan
yang sama persis dengan empat tahun yang lalu terjadi,seorang ibu yang kurang
saya kenal dengan tekun menjalankan tugasnya sebagai parhobas,membersihkan piring-piring kotor,mangkuk,sendok,ember dan
kelengkapan pesta lainnya.di belakangnya ada anak umur usia empat tahunan yang
asik bermain sendirian.saya mendekati ibu tadi dengan berpura-pura membersihkan
tangan…ada dialog singkat waktu itu,bertanya tentang boru apa,tinggal
dimana,apa hubungan dengan yang punya pesta,dia menjelaskan secara detail
posisinya hadir disini.saya bertanya apakah kenal dengan orangtua saya Op Tobok
Rouli Pakpahan? Dia menjawab “sangat kenal”,sambil menunjuk”itu rumahnya kan
amang?”.saya bertanya lagi”apakah dulu inang datang ke pesta adat pemakaman ibu
saya?”inang itu menjawab” ro do au amang marhobas disi,tikki I marumur santonga
taon ma pahompu munaon hu oppa asa boi au dohot marhobas tu ulaon
I”…….jlebbbbbbb dalam hatiku berkata “Berarti inilah inang yang saya cari-cari
sejak 4 tahun yang lalu”
Saya minta “boru” ini berhenti
sebentar dari aktifitasnya dan mengajak duduk di dapur umum,saya Bersama istri
mengajak bercerita dan kami atas nama Pomparan Op Tobok mengucapkan terimakasih
kami yang tak terhingga atas bantuannya
4 tahun silam.Atas keiklasan dan ketulusannya marhobas waktu itu,sehingga adat
pesta bisa berjalan dengan baik.setelah
puas bercerita kami mengajaknya ke rumah ,tetapi karena “Tugas mulianya”
belum selesai,dia bilang “lain kali aja
amang” Sebagai bentuk ucapan terimakasih kami sekaligus kegembiraan kami bisa
berjumpa dengan orang baik seperti inang ini,Kami memberikan sedikit bantuan
materi yang mungkin bisa membeli sekotak susu untuk anaknya,kami tahu itu tidak
mungkin menggantikan dan tidak bisa menggantikan kebaikannya kepada kami.
Hari itu hatiku lega,Tuhan sudah
mempertemukan kami dengan orang baik dan tulus itu,sosok seorang ibu yang
sederhana namun kebaikannya luar biasa…..
No comments:
Post a Comment