Padiku sayang dikau kurindu
Parasmu elok terbayang selalu
Semilir angin menggoyang tubuhmu
Seakan membisikkan suara merdu..
Lama dikau kunanti
rindu itu sudah pasti
Ibarat dua sejoli yang jatuh hati
Tak bertemu ibarat mau mati
Saatnya kini tiba
Waktunya kaum kecil bersuka
Walau ditengah musibah
Virus yang bernama corona….
Sebait puisi ini menggambarkan suasana hati
dari kami petani tradisional di sudut negri ini,yang menantikan dengan penuh
harap satu masa dimana ada sukacita,puncak dari proses yang cukup Panjang yang
sudah kami lakoni.
Bait puisi ini juga gambaran apa yang terjadi saat ini di sekitaran kecamatan
Pangaribuan,kabupaten Tapanuli Utara-Sumatera Utara.Para “orang-orang mulia” alias
petani di daerah ini akan segera memasuki musim panen,musim yang dinanti dengan
sukacita setelah melalui proses yang lumayan melelahkan bagi petani
tradisional,mulai dari menyemaikan benih, mempersiapkan lahan tanam,menanam dan
menyiangi serta melakukan pemupukan,sampai pada musim panen yang tentunya lebih”menguras
“tenaga.
Musim Panen,adalah musim yang dinanti ibarat dua sejoli yang sudah lama
menjalin cinta dengan segala kisah yang menyakitkan dan segala kasih yang
menyenangkan bagi mereka dan akan segera mengakhiri masa pacaran,sungguh waktu
yang dinanti-nantikan pastinya…..kami sangat berharap banyak untuk setiap musim
panen yang kami lakoni,dengan hasil yang memuaskan tentu akan berdampak pada
perekonomian keluarga,kebutuhan pangan kami dan anak-anak kami akan
tercukupi,meskipun itu hanya cukup sebatas makan nasi yang banyak,tidak
berpikir dua kali untuk “Tabbu”karena sekarang sudah tentu tidak lagi
membeli beras di warung sebelah.
Musim Panen tahun ini berbeda
dengan tahun-tahun sebelumnya,panen tahun ini berlangsung di tengah-tengah
bencana dunia yang belum berakhir sampai saat ini.sudah ribuan korban
meninggal,puluhan ribu yang terjangkit,virus yang satu ini memaksa orang-orang
untuk tetap berada di rumah,social and physical distancing.berbagai upaya sudah
dilakukan banyak orang untuk menemukan vaksin atas penyakit ini,tapi sampai
hari ini hasilnya masih nihil.banyak sector terkena imbas Covid-19
ini,perekonomian adalah yang paling terhempas.semua orang terdampak,dikota
apalagi kami yang ada di desa,nilai jual komoditas barang kami rendah.semua orang
prihatin…..
Musim Panen,memberi harapan baru bagi petani,harapan untuk
menuai hasil yang menggembirakan ditengah-tengah banyaknya keprihatinan,ditambah
lagi ancaman seperti hama tikus,cuaca yang kadang ekstrim,serta harga pupuk
yang “mahal”menurut ukuran kami.
Tapi Musim Panen di tengah musibah ini,mengingatkan kami petani untuk
bersyukur kepada Tuhan yang memelihara hidup kami , yang mengatur panas terik
dan hujan penyejuk,sehingga tanaman kami bertumbuh dengan baik,tanah yang subur
tempat tertancapnya akar-akar padi kami,terimakasih kami juga untuk alam……
Horas Manggotil tu sude akka dongan pangula,sai gabe naniula,tibu salpu
si corona,babaniasu…
Pangaribuanmei2020