Monday, 25 December 2017
Damai Natal di SMP 1 Pangaribuan
Damai Natal di SMP 1 Pangaribuan: ”karena setiap yang keluar dari mulut kita,itulah cerminan apa yang didalam hati kita.Jadi janganlah kamu disesatkan orang dengan kata kata yang h
Friday, 24 November 2017
Guru Jaman Old Vs Guru Jaman Now
·
Guru Jaman Old,
o
Menegur siswa Tegas dan terkesan keras jika
menghukum fisik siswa
·
Guru Jaman Now,
o
Menegur dengan bahasa yang lembut dan takut
keras-kerasjika menghukum secara fisik (soalnya
takut dilaporkan karena melanggar UU hukum perlindungan anak)
·
Guru Jaman Old,
o
Siap menjelaskan materi,lanjut berjalan kearah
siswa untuk memberi penjelasan tambahan
·
Guru Jaman Now
o
Siap menjelaskan Materi ,langsung buka FB untuk
update status
·
Guru Jaman Old
o
Jarang bawa tas,kalaupun harus bawa tas isinya
hanya buku pelajaran dan absensi siswa
·
Guru Jaman Now
o
Kemana-mana bawa tas,isinya
sisir,kosmetik,laptop,tak lupa charger (siapa
tau hpnya lowbattery,jadi gak bisa update status tadi..hehehe)
·
Guru Jaman Old
o
Jarang pemberkasan,mereka fokus hanya ngajar
saja
·
Guru jaman Now
o
Rajin dan taat pemberkasan (soalnya takut gak cair,bila gak ada berkas)
·
Guru Jaman Old
o
Naik pangkat otomatis,gak pake urus-urus,ujug-ujug
naik pangkat
·
Guru Jaman Now
o
Naik pangkat mesti memenuhi beberapa syarat yg diminta,dan
pemberkasan lagi
·
Guru Jaman Old
o
Tidak ada income lain kecuali gaji
·
Guru Jaman Now
o
Ada income lain selain gaji,tapi harus
pemberkasan dulu(bah sudah ada tiga kali
kata pemberkasan fuang.....)
·
Guru Jaman Old
o
Tampil apa adanya ke sekolah,tidak begitu
perduli dengan penampilan
·
Guru Jaman Now
o
Tampil dengan model rambut
terkini,mempertimbangkan model pakaian,menyesuaikan warna biar matching sama warna tas(padahal isi tasnya....heheheheh yang tadi
itu),sepatu juga harus sepadan warnanya,wajah dipermak dengan kosmetik ala
artis korea
·
Guru Jaman Old
o
Disegani bahkan ditakuti siswanya(bila berpapasan di jalan,kita terpaksa
harus “monjap”dulu untuk menghindar)
·
Guru Jaman Now
o
Dekat sangat sama muridnya,bahkan dianggap
sebagai teman,buktinya murid meminta pertemanan sama gurunya di EfBi,dan
dikonfirm,(tapi bukan berarti mereka
chatting-an setelah memberi materi tadi lho...)
·
Guru Jaman Old
o
Diikutkan sebagai peserta pelatihan,antusiasnya
luar biasa,bagai menjemput THR di meja ibu bendahara
·
Guru Jaman Now
o
Malas mengikuti pelatihan,kalaupun terpaksa
harus ikut,dalam hati selalu berkata”saya lebih bisa dari mereka yang berdiri
didepan,ahh ngapain pala serius”(tapi
sertifikatnya doyan juga...emang donat?doyan.......
·
Guru Jaman Old
o
Diberi kepercayaan sebagai guru kepala(sekarang
Kasek) adalah sebuah kebanggaan dan merasa senang(saking senangnya diadakan syukuran satu “parliatan”
·
Guru Jaman Now
o
Diusulkan menjadi Calon kepala sekolah saja,sudah
stress duluan(gimana gak
stress,dimana-mana banyak sorotan,dari lembaga inilah,kantor itulah,oknum ini
itulah....pusing pala kasek)
·
Guru Jaman Old
o
Kalau kasih nilai pelit-pelit amat(dulu saya dikasih nilai 5 untuk
kesenian,mentang-mentang saya gak bisa nyanyi,)
·
Guru Jaman Now
o
Nilainya tinggi-tinggi bahkan hampir sama dengan
gurunya(padahal gurunya memperdalam ilmu
lima tahun supaya dapat gelas espede,masak sih,nilainya sama dengan muridnya yang belum pernah kuliah...)
·
Guru Jaman Old
o
Metode pembelajaran yang digunakan hanya satu
arah(teacher center),mau kasih
pendapat takut salah....
·
Guru Jaman Now
o
Menggunakan banyak materi supaya siswanya gak
bosan(meski gurunya harus putar otak
merancang metode yang menarik,bila gurunya rajin ikut pelatihan lho,itupun gak
pernah berkata dalam hati...(seperti yang diatas tadi)
·
Guru Jaman Old
o
Jarang menggunakan alat peraga
·
Guru Jaman Now
o
Protes keras sama kepala sekolah bila alat
peraga tidak tersedia
·
Guru jaman Old
o
Kalau membuat kesalahan,malunya seabad,
·
Guru jaman Now
o
Kalau membuat kesalahan,cukup berkata”kan guru
juga manusia tohhh...”(pintar ya membela diri)
·
Guru Jaman Old
o
80% Menjadi panutan di tengah masyarakat dan
gereja
·
Guru Jaman Now
o
80% menjadi
aktor/aktris di dunia Maya
·
Guru Jaman Old
o
Kesekolah fokus hanya untuk mengajar
·
Guru Jaman Now
o
Kesekolah sambil buka usaha sampingan(katanya gaji
saja gak cukup untuk membiayai si ucok yang lagi kuliah,si butet yang lagi
menyiapkan modal untuk meneruskan usaha sampingan orangtuanya tadi (koq pake sampingan yahh,usaha tengah
kek......?)
·
Guru Jaman Old
o
Sering makan abu kapur di ruang kelas
·
Guru Jaman Now
o
Sering blepotan dengan tinta spidol whiteboard
Kesimpulannya....
Terlepas dari plus –minus guru
dari jaman ke jaman,bagi rekan seprofesi,marilah kita menjadi guru yang
mengispirasi bagi siswa kita,berbuat yang terbaik bagi masa depan anak-anak kita,masa
depan bangsa kita....jayalah Guru Indonesia
Selamat Hari Guru Nasional 2017,Sabtu 25 November 2017
Wednesday, 8 November 2017
Apakah kita sudah Memiliki ”Rasa Memiliki”(Sense of belonging)?
Jika kita diijinkan punya sepeda motor keluaran terbaru,hal
apa saja yang akan kita perlakukan kepada barang baru tersebut?sudah pasti akan
menjaga dan merawatnya ,iya kan??
Jika kita diijinkan punya rumah(apakah warisan atau hasil keringat sendiri),hal apa saja yang akan
kita perlakukan kepada rumah tersebut?sudah pasti kita akan menjaga kebersihan
rumah tersebut,saya berani jamin?
Atau...
Jika kita diijinkan punya pacar/istri,hal apa saja yang akan
kita perlakukan kepada kekasih/istri kita?Sudah tentu kita akan mencintainya
sepenuh hati,menjaganya sepanjang waktu,so pasti?
Jika kita diijinkan punya anak,hal apa saja yang kita
perlakukan kepadanya?Sudah pasti kita akan memberikan yang terbaik,untuk
hidupnya,iya kan?
Mengapa jawaban atas pertanyaan yang berbeda itu sama?apa
faktor yang membuat jawaban kita sama?(karena
menurut penerawangan saya jawaban kita 99% sama,kecuali kita tidak kawan...)padahal
saya bukan sang mentalist yang bisa baca pikiran orang seperti David Coperfield
atau setara dengan bang Deddy Corbuiser.Tapi saya bisa pastikan bahwa faktor
penyebabnya adalah adalah faktor “Rasa
Memiliki” atau bahasa trendnya “Sense of Belonging”.seandainya contoh
konkret diatas bukan milik kita ,maka perlakuan berbeda akan juga kita
perlakukan kepada benda tersebut,Iya kan?? Lho koq tau lagi....?hehehehe
Rasa memiliki(Sense of
Belonging) akhir-akhir ini cenderung semakin tidak nampak lagi disekitar
kita,khususnya untuk berbagai fasilitas umum yang kita nikmati,kita sepertinya
hanya sebatas pengguna saja,tidak ikut merawat fasilitas yang ada,di lembaga
pendidikan(sekolah)siswa dan beberapa oknum guru dan staff belum merasa
memiliki fasilitas yang ada di sekolah,hal ini terbukti dari kurangnya
kepedulian untuk memelihara dan merawat sarana yang ada,kamar mandi yang kurang
bersih,dinding kelas dan meja yang penuh corat-coret,wc yang tumpet, lampu
sekolah yang sering kita biarkan menyala meski sudah terang dengan cahaya
matahari, kran air yang dirusak,sampai air yang dibiarkan tumpah karena lupa
mematikan kran (emang gak bisa lagi
dimatikan karena kran tadi sudah dirusak...hehehehe),kadang kita lupa bahwa
dengan berlaku demikian kita sudah memboroskan anggaran yang ada,memang ada
biaya yang diperuntukkan untuk itu dan menjadi tanggungjawab pimpinan lembaga
dan sang pemegang kasir,tapi kan gak ada ruginya juga bila kita ikut menghemat
pengeluaran tempat kita bekerja....,hal
sebaliknya pasti kita bisa lakukan dirumah,karena kamar mandi,kamar mandi kita
sendiri,dinding rumah,dinding rumah kita sendiri,meja dan kursi adalah meja dan
kursi kita sendiri,wc adalah wc kita sendiri,kran air adalah kran air kita
sendiri,listrik dan air yang bayar kita sendiri dll.......
Nah pertanyaannya sekarang,Mengapa kita tidak mampu
memperlakukan hal yang sama untuk fasilitas
umum,sarana dan prasarana kantor lembaga atau institusi tempat kita
bekerja?padahal tidak ada ruginya untuk kita memperlakukannya bagai milik
pribadi,iya kan?tempat kita bekerja kadang kita pandang menjadi sebagai beban
yang harus di pikul, kita tidak menikmati profesi kita,atau kadang kita anggap
tempat kita bekerja hanya untuk tempat kita cari makan atau hanya sekedar untuk
mendapat gaji untuk mendapat makan.....lho koq bolak-balik..........
Pribadi yang sudah “memiliki” “Rasa Memiliki”(Sense of Belonging) pasti akan terlihat
jelas dari cara dia bertindak/bekerja,akan juga memiliki kepedulian terhadap
fasilitas yang sudah ada,kepedulian kepada institusi/lembaganya,akan merasakan
seperti ada ikatan erat,mudah berempati,dan akan termotivasi untuk memberi yang
terbaik kepada siswanya (bila kita
sebagai guru),karena memang dia merasa siswa yang sekian orang jumlahitu
adalah miliknya(anaknya)sendiri, yang
harus dididik dan diberi yang terbaik,dan sebaliknya.......pribadi yang “BELUM
memiliki” “Rasa Memiliki”(Sense of
Belonging) juga akan nampak jelas dari caranya bekerja,dari kurangnya
kepedulian,kurangnya tanggungjawab,kurangnya motivasi yang lahir dari dalam
dirinya sendiri,yang hanya mau bekerja bila ada tekanan/paksaan dari orang yang
punya kewenangan untuk itu,(bila kita guru) yang membiarkan siswa kita “free
les” padahal kita ada dikantin sekolah atau lagi ngobrol keasikan di ruang guru
dengan gosip ter-updatenya(meskipun
memang ”free les” ini adalah les yang
sangat membahagiakan bagi sebagian
siswa).
Oleh karena itu mari sama-sama kita tumbuhkan (lagi) “Rasa
Memiliki”(Sense of Belonging) di
tempat kita bekerja,kepada orang-orang yang kita sayangi,kepada fasilitas yang
dipercayakan kepada kita untuk kita pakai sebagaimana mestinya,maka dengan
demikian kita juga sudah ikut mendukung para pimpinan kita untuk memberi yang
terbaik kepada lembaga dimana kita bekerja
Tapi ingattttt..............
Bukan berarti,fasilitas publik yang diberikan pemerintah
bisa kita bawa kerumah dan menjadi milik pribadi ya......hehehehehe
Salam “Rasa Memiliki”(Sense
of Belonging)...........yuk bersama kita nikmati Taylor swift dengan You Belong
with Me-nya.....ehhh..... kamu milikku gak sih????....😄😄
(sebagian Materi
arahan saya sebagai pembina upacara di SMPN1 Pangaribuan,senin06112017)
Wednesday, 25 October 2017
Guru Zaman Now,Aktif ber-MGMP.....
Guru adalah sosok yang harus
terus belajar dan belajar,mengapa?ya, Selain karena tuntutan profesi,belajar
juga merupakan kebutuhan dari seorang guru.dengan terus belajar maka akan
terbentuk pikiran dan mental yg semakin baik.Ketika seorang guru sudah melupakan
kebiasaannya untuk terus belajar,maka sinar pendidikan akan semakin redup,Terus
belajar...ya harus terus belajar ,tidak boleh ada ungkapan” ilmu saya sudah
cukup”,seiring dengan perkembangan jaman,informasi dan teknologi,maka profesi
seorang guru juga dituntut untuk ikut
terlibat dalam kemajuan jaman itu.Selain karena tuntutan jaman,undang-undang juga
sudah mengamanatkan itu.Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen,mewajibkan guru untuk terus meningkatkan dan mengembangkan kemampuan
akademik sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Ada banyak
cara yang boleh dilakukan oleh para guru untuk memenuhi tuntutan dari
undang-undang tersebut,salah satu diantaranya adalah dengan aktif dalam
kegiatan MGMP(Musyawarah Guru Mata
Pelajaran).Melalui SIM GPO yang sedang marak saat ini dengan membuat komunitas
mata pelajaran di beberapa wilayah,lengkap dengan pengurus komunitas,anggota
yang sudah di verval ,pemerintah ,dalam hal ini Departemen Pendidikan dan
kebudayaan ingin setiap guru aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan MGMP yang
diwadahhi melalui komunitas mata pelajaran guna meningkatkan kuliatas guru.MGMP
adalah merupakan sarana guru untuk memperluas wawasan dan pengetahuan dalam
banyak hal ,seperti penyusunan dan pengembangan perangkat
pembelajaran(Prota,Prosem,Silabus,RPP,dll)yang merupakan “SIM” wajib yang harus dimiliki seorang guru ketika memasuki ruang
pembelajaran.selain itu di MGMP ini bisa dijadikan tempat untuk berbagi ilmu
dan pengalaman.Ada banyak aktivitas dan situasi atau temuan yang dihadapi oleh
guru ketika berdiri di depan siswa,maka dengan berbagi,tukar pendapat,saling
memberi tanggapan,masukan,solusi untuk berbagai masalah yang ada di
sekolah.Dalam wadah ini juga akan
ditemukan berbagai metode pembelajaran yang inovatif dan menarik untuk dapat diterapkan
dalam proses pembelajaran ,yang akhirnya akan semakin meningkatkan mutu
pendidikan.Namanya Musyawarah,berarti semua punya hak untuk memberi
pendapat,tidak merasa menggurui dan digurui,tetapi share ide-ide yang menarik,itulah idealnya sebuah MGMP,mentoring
guru senior yang sudah kaya pengalaman dengan para guru-guru senior yang masih
fresh graduate,adalah salah satu bentuk lain dalam MGMP ini.
Pengajar yang harus terus
belajar,itulah yang seharusnya ditemukan dalam MGMP ini,dengan terus belajar
maka kompetensi seorang peserta yang ber
MGMP akan dapat terus ditingkatkan,maka secara tidak langsung juga akan
meningkatkan standar pendidikan,bukankah standar pendidikan suatu negara
tergantung kualitas gurunya??
Maka,sudah seyogianya seorang
guru memamfaatkan MGMP ini untuk meningkatkan kompetensinya ,guna menaikkan
standar nilai dirinya didepan para peserta didik yang merindukan sesuatu yang
baru setiap harinya dari seorang guru yang mereka idolakan.
Once you stop learning,you start dying,kata Einstein............selamat
ber MGMP.....
Catatan kecilku saat memfasilitasi
MGMP di wilayah II(Siborongborong,Muara,Pagaran,Parmonangan) dan Wilayah
III(Sipahutar,Pangaribuan,Garoga)
Subscribe to:
Posts (Atom)
Aku Bangga Menjadi Guru (sebuah refleksi diri)
Semua pekerjaan yang halal sesungguhnya adalah profesi yang mulia. Dari sekian banyak profesi yang mulia tersebut profesi Guru adalah salah...
-
JUJUR NGOLU/RIWAYAT HIDUP NI OP TOBOK ROULI Br HARIANJA Amanta Raja,Inanta soripada,Raja ni dongan tubu,Raja ni boru,Tarlumobi...
-
Hormatku untuk Semua Guru/Staf di SMP Negeri 1 Pangaribuan Mungkin... Aku tak se wibawa Pak Gabe Lumbanbatu ketika tampil depan si...